Jumat, 25 Desember 2009

PMI Cabang Kota Bogor Gelar JUMBARA PMR

Walikota Bogor H. Diani Budiarto membuka JUMBARA (Jumpa Bakti Gembira) PMR XIII Tingkat Kota Bogor Tahun 2008 yang di pusatkan di Rt. 5/Rw 1 Kampung Poponcol Kelurahan Bojong Kerta Kecamatan Bogor Selatan Kota Bogor yang akan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 21 – 23 Juni 2008
Menurut Ketua PMI Cabang Kota Bogor H. Idih O Wihardja, kegiatan Jumbara merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan minimal sekali dalam satu periode Kepengurusan PMI sebagai program pembinaan untuk PMR baik di tingkat Madya (SMP) dan Wira (SMA).

Kegiatan yang diikuti sebanyak 466 orang yang terdiri 283 orang tingkat Wira dan 183 tingkat Madya berasal dari 34 Unit sekolah dengan pembina PMR sebanyak 34 orang. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengevaluasi pembinaan dan pengembangan PMR di Kota Bogor dalam mewujudkan pelaksanaan tribakti PMR yaitu keterampilan, prilaku hidup sehat, pelayanan masyarakat dan persahabatan Nasional, Internasional serta memotivasi anggota PMR agar tetap bersama dengan PMI. Yang mengambil tema “ Bersama untuk Lingkungan dan Kemanusiaan “

Sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah untuk menyamakan persepsi dari materi-materi pelatihan yang di dapatkan di sekolah, mempererat persahabatan antar anggota PMR Se Kota Bogor, Pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan bakti sosial, Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat serta terpilihnya koordinator Cabang Forum Remaja Palang Merah Indonesia (Forpis) yang akan mewakili PMI Kota Bogor dalam kegiatan di PMI Daerah Jawa Barat.

Walikota Bogor H. Diani Budiarto mengatakan, bahwa PMR tidak hanya terlihat dalam jumlah kuantitatif, tetapi memiliki tingkat kuantitatif yang memadai di bandingkan dengan kebutuhan dan tuntutan jaman.

Disebutkan, PMR sudah berkiprah di dalam berbagai aktivitas dan berbagai event baik lokal, regional maupun nasional bahkan internasional, sehingga keberadaannya cukup memberikan dan kontribusi kepada aktivitas-aktivitas sosial kemasyarakatan, karena kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan dan diperlukan karena memiliki manfaat yang cukup besar.

Diani menambahkan, melalui PMR para remaja memang dilibatkan dan diberdayakan untuk mampu memberikan dukungan pada kegiatan pelayanan sosial kemanusiaan yang sekaligus hal itu dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap sesama manusia serta meningkatkan solidaritas kemanusiaan maupun semangat mengabdi kepada kemanusiaan di kalangan remaja.

Untuk itu Diani mengajak kepada segenap anggota PMR untuk terus menjadi orang-orang yang mampu bersikap dan bertindak mengedepankan kepentingan orang lain, karena sikap prilaku itulah yang selalu diperlukan dalam kehidupan, sehingga akan dihargai masyarakat

Hadir pada kesempatan tersebut pengurus PMI Cabang Kota Bogor H. Rizal Barnadi, Lurah Bojongkerta Zaenudin, para kepala sekolah dan warga masyarakat setempat (tar/iso)sumber :www.kotabogor.go.id

Ayo Siaga Bencana

Anak-anak merupakan salah satu kelompok rentan yang paling berisiko terkena dampak bencana. Kerentanan anak-anak terhadap bencana dipicu oleh faktor keterbatasan pemahaman tentang risiko-risiko di sekeliling mereka, yang berakibat tidak adanya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Salah satu upaya yang telah PMI lakukan untuk mengarusutamakan kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko dalam pendidikan sekolah adalah melalui mobilisasi jaringan Palang Merah Remaja (PMR) dan relawan yang tersebar di 33 provinsi. Mulai 2006 PMI telah menjalankan program Sekolah Siaga Bencana. Program ini adalah upaya PMI untuk mempromosikan konsep kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko bagi anak dan remaja sekolah melalui pengembangan program pemanfaatkan pendidikan ekstrakurikuler yang diterima oleh PMR serta menggunakan pendekatan kelompok remaja sebaya. PMR, sebagai anggota remaja PMI mempunyai peran dan peluang memengaruhi kelompok sebayanya, baik di sekolah maupun luar sekolah, untuk meningkatkan ketrampilan hidup sehingga dapat mengurangi masalah kesehatan serta dampak yang ditimbulkan akibat bencana. Anak dan remaja bersama-sama bertukar informasi, mengidentifikasi masalah, merancang dan membuat kesepakatan solusi melalui kegiatan dan perilaku pengurangan risiko. Perilaku positif yang diawali sejak dini akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup mereka di masa mendatang dan memberikan pengaruh kepada perilaku positif orang dewasa.
Pencapaian Program Sekolah Siaga Bencana
1. Konsep, strategi, dan pendekatan Sekolah Siaga Bencana telah diperkenalkan dan diintegrasikan dalam Program Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA) di 13 provinsi.
2. Peran PMR sebagai peer leader (model), peer support (dukungan) dan peer educator (pendidik sebaya) untuk pengurangan risiko, serta memfasilitasi kegiatan-kegiatan pengurangan risiko pada anak dan remaja.
3. Anak dan remaja telah dilibatkan dalam proses pengkajian, pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko.
4. Mendukung sosialisasi strategi pendidikan remaja sebaya dalam kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko, PMI telah memproduksi manual Ayo Siaga Bencana bagi PMR, panduan fasilitator Ayo Siaga Bencana serta media KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi).
5. Di tingkat nasional, PMI telah memainkan peranan penting dalam Dewan Pengarah KPB serta aktif melakukan advokasi. Di tingkat kabupaten, PMI juga aktif melakukan advokasi dalam mengintegrasikan kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko ini ke dalam kurikulum sekolah.

Selasa, 22 Desember 2009

PRINSIP-PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah disahkan dalam Konferensi Internasional Palang Merah XX di Wina tahun 1965. Teks yang diperbaharui ini tercantum dalam AD & ART Gerakan palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan telah disahkan dalam konferensi internasional Palang Merah ke XXV di Jenewa tahun 1986. Ketujuh Prinsip ini disahkan dalam MUNAS XIV tahun 1986.


KEMANUSIAAN
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah membutuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama, dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.

KESAMAAN
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.

KENETRALAN
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologi.

KEMANDIRIAN
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping membantu pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga jarus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.

KESUKARELAAN
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apapun.

KESATUAN
Didalam suatu negara hanya ada satu Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.

KESEMESTAAN
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap perhimpunan nasional mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama dalam menolong sesama manusia.

Pelatihan Remaja Sebaya (PRS)

PRINSIP – PRINSIP DASAR HUKUM PERIKEMANUSIAAN INTERNASIONAL DALAM PERTIKAIAN BERSENJATA

1. Prajurit yang sudah tidak berperang ( hors de combat ) dan semua orang yang tidak secara lansung ikut dalam pertikaian harus dihormati jiwanya, moralnya dan keutuhan fisiknya. Mereka ini dalam hal apapun dilindungi dan diperlakukan secara manusiawi tanpa perbedaan.

2. Dilarang membunuh atau melukai seorang musuh yang sudah menyerah atau yang tidak dapat berperang lagi ( hors de combat ).

3. Yang luka dan sakit dikumpulkan dan dirawat oleh peserta pertikaian dimana mereka ini berada dalam kekuasaannya. Perlindungan juga diberikan kepada personel kesehatan. Lambang Palang Merah/Bulan Sabit Merah merupakan tanda perlindungan tersebut dan harus dihormati.

4. Kombatan yang tertangkap dan penduduk sipil dibawah kekuasaan lawan harus dihormati jiwanya, harga dirinya, hak – hak pribadinya dan keyakinannya. Mereka harus dilindungi terhadap segala perbuatan kejahatan ataupun pembalasan. Mereka harus mempunyai hak untuk mengadakan korespondensi dengan keluarga mereka dan berhak menerima bantuan.
5. Setiap orang berhak mendapatkan jaminan hukum yang mendasar, tidak seorangpun dapat ditangkap atas perbuatan yang tidak dilakukannya. Tidak seorangpun dapat dijadikan sasaran penganiayaan fisik ataupun mental, hukum jasmani, kekejaman dan penghinaan.

6. Peserta pertikaian dan anggota bersenjatanya tidak dibenarkan secara bebas memilih metode dan cara berperang semaunya. Dilarang mengunakan senjata dan berperang yang dapat menyebabkan kerusakan yang tidak perlu atau menyebabkan penderitaan yan hebat.

7. Peserta pertikaian, disetiap waktu harus dapat membedakan antara penduduk sipil dan kombatan agar dapat menyelamatkan penduduk sipil dan harta miliknya. Baik penduduk sipil maupun objek – objek sipil tidak boleh dijadikan sasaran peperangan. Penyerangan harus semata – mata ditujukan kepada objek – objek militer.

Latihan PP

PMI dalam Pengurangan Risiko Dampak Bencana

sumber : www.pmi.or.id
PMI dalam Mengurangi Risiko Dampak Bencana telah melaksanakan Program Pengurangan Risiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA) sejak tahun 2002 di 13 provinsi yaitu di Lampung, Sumatera Barat, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara. Program PERTAMA merupakan program berbasis masyarakat yang mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan diri dalam mengurangi risiko dan dampak bencana yang terjadi di lingkungannya. Tahapan Program PERTAMA Secara kronologis, Program PERTAMA dimulai dengan seleksi area. Daerah yang dipilih adalah yang dinilai paling rawan bencana dan adanya komitmen dari masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dan sumber dayanya. Selanjutnya PMI bersama masyarakat melakukan VCA (Vulnerability and Capacity Assessment) atau Kajian Kerentanan dan Kapasitas dengan menggunakan alat PRA (Participatory Rural Appraisal). Survei dasar (baseline) dan PSK (Pengetahuan, Sikap, dan Ketrampilan) menjadi tahap berikutnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat di lokasi-lokasi Program PERTAMA akan dilaksanakan.

Pengembangan kapasitas
Untuk meningkatkan kapasitas PMI dan masyarakat dalam menjalankan Progam PERTAMA, PMI merekrut dan melatih Korps Sukarela (KSR) serta Tim Sibat (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) yang ada di masyarakat. Korps Sukarela dan Tim Sibat bersama masyarakat melakukan pemetaan ancaman, kerentanan, risiko, dan kapasitas, yang menjadi salah satu bahan pembuatan rencana aksi. Rencana Aksi Pengurangan Risiko dibuat secara bottom up dan melibatkan partisipasi penuh dari masyarakat, kemudian diadvokasi dan disosialisasikan kepada Pemerintah Daerah setempat untuk mendapatkan dukungan teknis dan pendanaannya. Pencapaian Program PERTAMA Penanggulangan Bencana. Masyarakat telah meningkat kemampuannya sebagai first responder dalam tanggap darurat dan melaksanakan mitigasi terhadap bencana. Berbagai upaya pendidikan, pelatihan, dan simulasi telah dilakukan untuk memperkuat ketrampilan membuat peta rawan bencana, menentukan jalur evakuasi dan sistem peringatan dini berbasis masyarakat. Pengembangan Kapasitas. Pendidikan dan pelatihan berjenjang diberikan kepada staf dan relawan PMI, sehingga mereka mampu melakukan upaya penyadaran dan mobilisasi masyarakat, melakukan sosialisasi dan advokasi, sekaligus menjalin kemitraan dengan Pemerintah Daerah dan para pemangku kepentingan. Kesehatan. Dengan fasilitasi dari KSR dan Sibat, telah dilakukan upaya penyadaran mengenai hidup bersih dan sehat, perbaikan sarana air bersih, pencegahan penyakit yang disebabkan oleh sanitasi buruk, lingkungan yang kotor, air limbah, dan lain-lain. Ekonomi. Walaupun pengentasan kemiskinan bukanlah bidang kegiatan dari PMI, akan tetapi sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kerentanan masyarakat, maka sumber-sumber penghidupan masyarakat perlu dilindungi.

Sabtu, 19 Desember 2009

PERAWATAN KELUARGA

Latar Belakang
Latar belakang adanya perawatan keluarga ini diawali dengan adanya kirsus keperawatan tahun 1950 yang diadakan oleh Rumah Sakit PMI Bogor yang kemudian kursus tersebut berkembang sampai kepada kursus Perawatan Keluarga.

Pengertian
Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi hasilnya memuaskan.


Dasar-dasar Perawatan Keluarga
1.Maksud Perawatan Keluarga
a.Karena RS penuh / jumlah RS kurang, serta tenaga Dokter dan perawat kurang.
b.Karena pengaruh keadaan ekonomi, tidak semua orang mampu membayar ongkos RS.
c.Karena faktor kepercayaan / keinginan si penderita yang tidak menginginkan untuk dirawat diluar.

2.Tujuan Perawatan Keluarga
a.Meringankan keadaan si korban.
b.Mempercepat upaya penyembuhan.
c.Memperkecil penularan.
d.Mendidik anggota keluarga untuk menghemat.
e.Membiasakan hidup sehat.

3.Fungsi Perawatan Keluarga
a.Pengamatan terhadap penderita.
b.Tindakan perawatan
c.Tindakan pengobatan
d.Pencatatan.
e.Penyuluhan kesehatan.

4.Sasaran Perawatan Keluarga
a.Penderita yang layak dirawat dirumah.
b.Bayi dan anak yang tidak terawat.

5.Alasan Perawatan Keluarga
a.Secara psikologis orang yang sakit lebih senang dirawat di rumah sendiri.
b.Dapat menghemat waktu dan biaya.
c.Dirawat oleh anggota keluarga sendiri dapat mempercepat penyembuhan.

6.Pelaku Perawatan Keluarga
a.Siapa saja asal mendapat pendidikan sebelumnya.
b.Mereka yang mampu menyelenggarakan.

7.Sifat pelaku Perawatan Keluarga
a.Mempunyai rasa kasih sayang.
b.Adanya suatu keinginan untuk melakukan perawatan keluarga.
c.Mengutamakan kepentingan si penderita.
d.Sehat jasmani dan rohani.
e.Bertanggungjawab
f.Terbuka.

Langkah-langkah Persiapan Perawatan Keluarga.
1.Persiapan
a.Mencuci tangan. Tujuannya :
- Membersihkan tangan dari kotoran.
- Menjaga kesehatan pelaku.
- Mencegah penularan.

b.Memakai celemek, fungsinya :
- Untuk menghindari penularan.
- Melindungi pakaian.

2.Urutan tindakan Perawatan Keluarga
a.Persiapan pelaku.
b.Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
c.Persiapan penderita.
d.Pelaksanaan.
e.Selesai.

Hal-hal yang dilakukan dalam Perawatan Keluarga :
a.Membersihkan tempat tidur si penderita.
b.Penggantian dan pemasangan sprai.
c.Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh dengan thermometer.
d.Pemberian makan dan minum.
e.Pemberian obat.

Alat-alat yang diperlukan :
a.Alat-alat untuk tidur
b.Celemek
c.Thermometer
d.Obat-obatan
e.Alat mandi
f.Pispot
g.Pasu najis
h.Alat kompres

Latihan Perawatan Keluarga

KESEHATAN REMAJA

A.Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara utuh baik secara fisik, mental, social dan terbebas dari sakit dan kecacatan yang berhubungan dengan system, fungsi dan proses reproduksi.

Puber
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah Puber, sebenarnya apa yang dimaksud dengan puber itu ? dan bagaimana prose situ bias terjadi? Dalam masa ini kita sering kita merasa telah dewasa, pubertas akan dialami oleh semua manusia. Pubertas adalah proses dimana kita akan melewati pintu gerbang untuk masuki masa remaja dan meninggalkan masa kanak – kanak.
Namanya juga pintu gerbang, artinya sebelum remaja kita harus melalui masa pubertas, pada masa ini terjadi kematangan fisik dalam perubahan yang ada pada diri kita, tapi perubahan ini berbeda pada tiap orang dan waktunya pun tidak sama. Secara umum pubertas di mulai pada umur 8 tahun.

Pada laki – laki pubertas itu ditandai dengan perubahan fisik seperti tumbuhnya rambut di ketiak, di muka (kumis dan jenggot) serta tumbuhnya jakun yaitu adanya bagian menonjol pada leher. Selain itu suara menjadi besar, badan lebih berotot dan pada sifatnya dia akan merasa dirinya sudah gede. Dan biasanya baik pada laki – laki pernah dalam hidupnya mimpi indah atau mimpi basah.

Sedangkan pada perempuan ditandai dengan payudara membesar dan diwajibkan menggunakan BRA HOT, paha dan pinggul membesar dan tumbuh rambut di ketiak. Selain itu datangnya masa menstruasi (datang bulan). Menstruasi adalah adanya pematangan sel telur dalam waktu 28 hari dan karena tidak dibuahi oleh sperma maka sel telur tersebut akan lepas dan akhirnya dinding “luruh” karena tidak terjadi proses pembuahan.


B. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit – penyakit yang ditularkan melalui proses hubungan seksual (senggama). Proses hubungan seksual ini dikelompokkan menjadi Penyakit Hubungan Seksual (PHS).

Macam – macam Infeksi Menular Seksual (IMS)

1. Gonore (GO) atau Kencing Nanah

Penyebab kuman Gonokus
Masa tunas kuman 1 – 5 hari
Gejala :
Pada Pria timbul rasa gatal pada penis, keluar nanah, penis akan hancur.
Pada Wanita tanpa gejala awal namun bila sudah gawat akan mengalami radang kelenjar di labia mayora dan bisa menular pada bayi yang baru lahir yang mengakibatkan kebutaan.
Cara pengobatan dengan penisilin dan antibiotika lainnya.

2. Sifilis (Raja Singa)

Penyebab kuman Treponema Pallidum
Masa tunas kuman 2 – 4 minggu
Gejala :
- Luka di kemaluan dan hilang pada beberapa hari
- Demam tinggi dan sakit pada alat kelamin (kemaluan)
Timbul benjolan dikulit
Pelunakan tulang
Kerusakan sarap dan otot.
Pengobatan dengan penisilin dan antibiotik lainnya.untu pengobatan sebaiknya dilakukan lebih dini sehingga dapat sembuh dengan sempurna karena apabila terlambat maka penyakit ini akan sulit disembuhkan.

3. Ulkus Molle

Penyebab kuman Hemofilus
Gejala timbul benjolan merah dan skit di sekitar kemaluan.
Umumya penyakit ini tidak terlalu berbahaya.

4. Limfogranuloma

Penyebab Virus
Gejala timbulnya benjolan kecil diskitar kemaluan, mudah pecah dan menyebar kemana – mana.
Umumya penyakit ini tidak terlalu berbahaya

5. Herpes Genitalis

Penyebab virus Herpes
Gejala timbul berupa gelembung berair disekitar kemaluan
Umumya penyakit ini tidak terlalu berbahaya tetpi apabila ditulari penyakit lainnya akan menjadi berbahaya

6. Kondiloma Akuminata

Penyebab Virus
Gejala timbulnya banyak kutil disekitar kemaluan
Umunya penyakit ini tidak terlalu berbahaya.

7. Kandiasis Genitalis

Penyebab Jamur Candida Albicans
Tumbuh pada alat kelamin
Umumya penyakit ini tidak terlalu berbahaya

8. Trikomoniasis

Penyebab Parasit Trichomonas Vaginalis
Penyakit ini menyerang saluran kemih
Umumya tidak berbahaya

9. AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome)

C. HIV AIDS

AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan.

Penyebab Virus HIV (Human Immuno deficiency Virus)
Masa awal 2 – 6 bulan
Masa tenang 2 – 10 tahun (rata – rata 5 tahun )
Masa AIDS 1 – 2 tahun
Gejala masa awal pembengkakan kelenjar bening, berkurang berat badan, berkeringat, diare dan beberapa infeksi ringan.
Tanda masa tenang secara fisisk kelihatan sehat (normal), namun erjalann HIV menghancurkan system kekebalan.
Tanda masa AIDS menghancurkan sebagian atau seluruh sytem kekebalan tubuh sehingga mulai nampak infeksi Opportunistik seperti :
- Radang paru – paru
- Kanker kulit
- TBC
- Penyakit syaraf
- Penyakit saluran cerna
- Dan berbagai penyakit lainnya dan sulit disembuhkan sehingga dapat menimbulkan kematian.

Penularan HIV
1.Melakukan senggama (hubungan kelamin)
- HIV dipindahkan lewat cairan sperma atau cairan Vagina
- Adanya luka dipihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan
- Bersenggama tidak wajar (leawat dubur)

2.Lewat transfusi darah
- Jika darah yang akan ditransfusikan telah terkena HIV

3.Melalui jarum suntik
- Secara teoritis penggunaan Akupuntur (tusuk jarum), tatto dan tindikan
- Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril
- Sering dipakai oleh pengguna narkoba suntikan
- Suntikan oleh petugas kesehatan liar.

4.Penularan lewat kehamilan dan menyusui
- Ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV, menular ke janin melalui plasenta
- Ibu menyusi menularkan HIV lewat cairan ASI
- Resiko penularan ibu hamil dan menyusui berkisar 20% - 40%

Cara melindungi diri dari AIDS

(A) Abstinence alias Puasa
Bagi yang belum menikah jangan dekat – dekat dengan senggama
(B) Be faithful alias Setia Pasangan Hidup
Bagi yang sudah menikah hanya bersenggama dengan pasangannya
(C) Condom alias Kondom
Penggunaan kondom akan memperkecil kemungkinan tetularnya PHS dan AIDS
(D) Drugs alias Obat – obatan
Jauhkan NAFZA khususnya secara suntikan secara bersamaan



diambil dari CD materi PMR terbitan PMI Pusat

Perwakilan FORPIS & Pembina se Jawa Barat

Bhakti Remaja (Mars PMR)

Palang Merah Remaja Indonesia warga Palang Merah sedunia
Berjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semua
Bekerja dengan rela tulus ikhlas untuk yang tertimpa sengsara
Puji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…

Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia luhur budinya
Putra Putri Palang Merah Remaja Indonesia
Abdi rakyat sedunia mulya citanya

Berbakti kepada Masyarakat

Tribakti PMR

dalam PMR ada tugas yang arus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR tersebut adalah:
  1. Berbakti Kepada Masyarakat
  2. Mempertinggi Mutu Ketrampilan dan Memelihara Kebersihan Serta Kesehatan.
  3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

APEL SIAGA

RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA (PMI)

1. PALANG MERAH REMAJA (PMR)

PMR ; Relawan Masa Depan

Pembinaan PMR Pembinaan Palang Merah remaja Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut anggota PMR. Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR: (1) Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan. (2) Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan. (3) Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI. (4). Remaja adalah kader relawan. (5). Remaja calon pemimpin PMI masa depan.

Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan: (1) Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter. (2) Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya. (3). Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat. (4) Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya. (5) Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.

Perekrutan anggota PMR berdasarkan target usia: (1) 10 - 12 tahun (PMR Mula), (2) 12 - 15 tahun (PMR Madya), (3) 15 - 17 tahun (PMR Wira)

Pelatihan PMI diarahkan pada peran PMR sebagai peer educator, peer leadership, peer support dan peer educator, dengan menekankan pada perilaku hidup sehat dan pengurangan risiko sesuai prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Agar proses belajar dan kegiatan menjadi aktivitas kehidupan nyata yang dihayati dengan penuh kegembiraan membantu anggota PMR menikmati kegiatan dan membangun imajinasi tentang apa dan bagaimana seharusnya menjadi anggota PMR.

2. Korps Sukarela (KSR)

Korps Sukarela (KSR) adalah kesatuan atau unit di dalam perhimpunan nasional PMI, yang merupakan wadah pengabdian bagi Anggota Biasa dan pribadi-pribadi yang atas kesadaran sendiri menyatakan diri menjadi anggota KSR, serta mempunyai persyaratan berikut:

- WNI yang berdomilisi di Indonesia

- Setia kepada Pancasila dan UUD 1945

- Berusia minimal 18 tahun dengan pendidikan serendah-rendahnya SLTP/Sederajat. - Berkelakuan baik.

- Sehat jasmani dan rohani.

- Bersedia mengikuti pelatihan sesuai kurikulum PMI.

- Bersedia menjalankan tugas kepalangmerahan secara terorganisir dan mentaati peraturan yang berlaku.

- Bersedia mengabdikan diri di PMI minimal untuk 3 tahun ke depan.

Unit KSR PMI bisa dibentuk di lingkungan Markas Cabang PMI, Perguruan Tinggi, lingkungan satuan kerja (kantor, pabrik/perusahaan) serta lingkungan masyarakat umum. Adapun jika ingin bergabung menjadi di Korps Sukarela PMI, selain memenuhi persyaratan di atas, jika anda sebagai masyarakat umum dapat mendaftarr di Markas Cabang PMI Kabupaten/Kota tempat anda tinggal, jika anda berstatus mahasiswa bergabung di KSR PMI Unit Perguruan Tinggi, namun jika belum ada, anda bisa membentuknya sendiri dengan koordinasi melalui PMI Cabang. Pelatihan di KSR merupakan refleksi dari peran KSR dalam menjalankan semua pelayanan PMI yang berkualitas dan professional, sehingga kurikulum yang disusun berdasarkan analisa masa kini dan masa datang dengan menekankan pada kualitas relawan. Kurikulum Berbasis Kompetensi sejak 2006 telah diberlakukan sehingga setelah menempuh dan dinyatakan lulus Pelatihan KSR Tingkat Dasar akan dilanjutkan Pelatihan KSR Spesialisasi, yaitu pelatihan sesuai minat, baik bidang pelayanan maupun yang bersifat manajemen. Kegiatan yang dilakukan KSR antara lain ; Pertolongan Pertama dan Evakuasi Korban Kecelakaan, tanggap darurat bencana (petolongan pertama, evakuasi, dapur umum, penampungan darurat, distribusi relief, Restoring & Family Links, Program Dukungan Psikososial, Program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM), Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (PPBM), Pengurangan Risiko Dampak Bencana, Kampanye HIV & AIDS dan lain-lain.

3. Tenaga Sukarela (TSR)

Tenaga Sukarela (TSR) adalah pribadi-pribadi yang secara sukarela meluangkan/menyumbangkan tenaga, waktu dan pikiran serta pengetahuan atau keterampilan khusus yang dimilikinya, baik yang diperoleh dari pendidikan formal, maupun non formal untuk membantu pengembangan perhimpunan PMI. Mereka adalah dari kalangan masyarakat yang memiliki profesi atau ketermpilan tertentu misalnya dokter, perawat, ahli gizi, sanitasi, akuntan, logistik, teknisi, pertanian, teknologi komunikasi, psikolog, guru, tukang dan lain-lain. Selain warga Negara Indonesia, warga Negara asing pun dpat menjadi anggota TSR asal telah memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, khususnya mengenai keimigrasian. Kalangan Profesional yang berminat bisa bergabung menjadi anggota TSR melalui PMI Daerah dan Cabang Kabupaten/Kota setempat. Pada suatu saat, PMI akan memanggil anggota TSR untuk bergabung menjalankan operasi kemanusiaan

(Sumber : http://www.pmi.or.id)

Kamis, 17 Desember 2009

KEGIATAN PALANG MERAH INDONESIA

(sumber : www.pmi.or.id)

Pemulihan Hubungan Keluarga (RFL)

Sesuai mandat konvensi Jenewa, TMS (
Tracing and Mailing Services) ; salah satu pelayanan kemanusiaan PMI yang eksis sejak tahun 1975, mengalami perubahan nama menjadi RFL (Restoring Family Links). PMI adalah satu-satunya perhimpunan nasional di Indonesia yang menggunakan istilah TMS untuk memberikan pelayanan pencarian orang hilang akibat bencana maupun konflik, termasuk di antaranya kasus adopsi. Kemudian, Palang Merah Internasional (ICRC) merekomendasikan nama tersebut diganti. PMI sepakat dan resmi mengubah nama TMS menjadi RFL melalui SK no.5582 bulan November 2006, yang kemudian dikirimkan serentak ke seluruh PMI Daerah dan Cabang seluruh Indonesia. Sesungguhnya, tidak ada perubahan signifikan seiring pergantian nama tersebut.

Namun, kegiatan yang saat ini sedang gencar dilakukan, terutama di PMI Pusat, adalah menyosialisasikan RFL secara internal maupun eksternal. Secara internal, penguatan istilah tersebut dilakukan di kalangan PMI Pusat, Daerah, dan Cabang; sedangkan eksternal, menyosialisasikan RFL kepada instansi-instansi terkait, seperti BNPB, lembaga adopsi, imigrasi serta LSM-LSM lain, baik nasional maupun internasional. Dalam hal bentuk pelayanannya, tidak banyak yang berubah dari RFL sebagai nama baru dari TMS. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan saat ini adalah terbitnya buku panduan RFL, serta dicetaknya formulir-formulir baru yang akan segera didistribusikan serentak. Dalam kurun waktu setahun terakhir, RFL berhasil mengadakan kunjungan assessment ke 14 daerah di Indonesia, yaitu Maluku, NTT, Jawa Tengah, Bali, DIY, Papua, Papua Barat, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sulawesi Utara. Kunjungan dilakukan dalam rangka pengembangan kapasitas RFL. Kunjungan tersebut memiliki tindak lanjut berupa pelatihan spesialis RFL untuk relawan, dan dari 13 daerah yang dikunjungi, hanya tiga daerah yang sudah mengadakan pelatihan, yakni PMI Daerah Jawa Tengah, Bali, dan DIY, sehingga total relawan RFL yang sudah dilatih spesialisasi berjumlah 78 orang. Salah satu persyaratan pelatihan spesialis adalah sudah dilaksanakannya pelatihan KSR dasar berstandar nasional, yakni 120 jam. Dari sepuluh daerah yang dikunjungi, beberapa sedang menyelesaikan KSR dasar dan sisanya menunggu kesiapan dari PMI Daerah sendiri.

Keikutsertaan PMI mencegah Pandemi Flu Burung

Kampanye menghadapi Pandemi Flu Burung Sejak virus flu burung tipe H5N1 menyerang manusia tahun 1997 di Hong Kong, penyebaran virus begitu cepat dan korban pun berjatuhan. Data per 1 November 2005 menunjukkan Indonesia berada di urutan kedua setelah Vietnam sebagai negara yang memiliki jumlah terbesar pasien yang diduga terinfeksi flu burung di dunia. Sebagai organisasi kemanusiaan yang peduli terhadap kesehatan masyarakat, PMI turut serta membantu Pemerintah menanggulangi flu burung. Lima hari setelah flu burung dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia, pada 24 September 2005, Ketua Umum PMI mencanangkan keikutsertaan PMI dengan melancarkan strategi public awareness, strategi pencegahan penularan oleh unggas, dan membantu dalam strategi surveillance.

Strategi PMI

1. Public awareness

Peningkatan penyadaran masyarakat menggunakan metode KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) dengan menyebarkan leaflet, kunjungan door to door, dan membuat dialog interaktif untuk masyarakat yang dilakukan oleh relawan PMI. Beberapa kelompok sasaran kampanye: peternak sektor 4 (keluarga yang memelihara unggas di rumah), ibu rumah tangga dan anak-anak, serta tempat layanan umum dengan tingkat sanitasi minim (seperti terminal atau pasar tradisional). Aktivitas utama dari kampanye ini adalah pembentukan satgas di Daerah dan Cabang, termasuk pelatihan bagi relawan, hingga penyuluhan ke kelompok sasaran. Kegiatan tersebut sudah dijalankan di 12 provinsi, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat (khususnya Jabodetabek), Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, Lampung, Jambi, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Kalimantan Timur.

2. Bio security

Penyemprotan desinfektan Virkon di kandang unggas untuk mencegah penularan virus dari unggas ke unggas. Kegiatan sudah dilakukan di Jabodetabek dan Sulawesi Selatan, tanpa menutup kemungkinan akan dilakukan juga di daerah lain.

3. Kegiatan surveillance berbasis masyarakat

Langkah antisipatif menyebarnya flu burung dilakukan dengan membantu memantau perkembangan penyebaran virus. Jika mengetahui terjadinya kematian unggas yang mencurigakan, relawan PMI akan melaporkannya kepada Dinas terkait untuk koordinasi tindakan selanjutnya. Aktivitas dari langkah ini mencakup pelatihan untuk relawan desa, koordinator kecamatan, koordinasi dengan PDS/PDR di lapangan, dan penyusunan Rencana Tanggap Darurat Flu Burung untuk tingkat desa.

Ayo Siaga Bencana

Anak-anak merupakan salah satu kelompok rentan yang paling berisiko terkena dampak bencana. Kerentanan anak-anak terhadap bencana dipicu oleh faktor keterbatasan pemahaman tentang risiko-risiko di sekeliling mereka, yang berakibat tidak adanya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Salah satu upaya yang telah PMI lakukan untuk mengarusutamakan kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko dalam pendidikan sekolah adalah melalui mobilisasi jaringan Palang Merah Remaja (PMR) dan relawan yang tersebar di 33 provinsi. Mulai 2006 PMI telah menjalankan program Sekolah Siaga Bencana. Program ini adalah upaya PMI untuk mempromosikan konsep kesiapsiagaan bencana dan pengurangan risiko bagi anak dan remaja sekolah melalui pengembangan program pemanfaatkan pendidikan ekstrakurikuler yang diterima oleh PMR serta menggunakan pendekatan kelompok remaja sebaya. PMR, sebagai anggota remaja PMI mempunyai peran dan peluang memengaruhi kelompok sebayanya, baik di sekolah maupun luar sekolah, untuk meningkatkan ketrampilan hidup sehingga dapat mengurangi masalah kesehatan serta dampak yang ditimbulkan akibat bencana. Anak dan remaja bersama-sama bertukar informasi, mengidentifikasi masalah, merancang dan membuat kesepakatan solusi melalui kegiatan dan perilaku pengurangan risiko. Perilaku positif yang diawali sejak dini akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup mereka di masa mendatang dan memberikan pengaruh kepada perilaku positif orang dewasa

Sumber Daya Manusia (SDM) profesional adalah salah satu kunci keberhasilan Pelayanan Kemanusiaan PMI. Upaya peningkatan profesionalisme SDM dilakukan melalui pelatihan di seluruh jajaran PMI, mulai dari tingkat Pusat hingga Ranting. Pelatihan di PMI meliputi bidang teknis, manajemen, serta pelatihan bidang PMR dan Relawan. Pengendalian mutu hasil pelatihan distandarisasi melalui sertifikat yang dikeluarkan PMI di seluruh jajaran (Pusat, Daerah, maupun Cabang). Standarisasi tersebut akan membuat klasifikasi pelatih sesuai dengan bidang kompetensi yang dimilikinya, dan pemegang sertifikat terhindar dari sebutan Pelatih Pusat, Pelatih Daerah, ataupun Pelatih Cabang. Selain sertifikat, standarisasi juga dilakukan terhadap komponen utama pelatihan, yaitu kurikulum.

Pembenahan kurikulum dilakukan berbasis pada kompetensi yang dituntut dimiliki peserta latih. Materi yang dibahas adalah materi yang mendukung tercapainya kompetensi yang ditetapkan. Sedangkan proses pembelajaran bersifat partisipatif, yang secara aktif mengembangkan berbagai skenario pembelajaran dengan berbagai alternatif metode. Saat melakukan pelatihan, PMI berpegang pada Pedoman Pelatihan. Pernah dibuat tahun 1998, Pedoman Pelatihan kemudian dievaluasi dan memunculkan semangat standarisasi baru yang dimulai 2004. Pada tahun 2007, standarisasi pelatihan itu melahirkan pedoman yang mencakup tidak kurang dari 20 jenis pelatihan. Selanjutnya, pedoman tersebut menjadi acuan setiap pelatihan yang dilakukan di Daerah ataupun Cabang. Sepintas, program pelatihan ini tampak sederhana, namun harus ditangani dan dikelola secara serius. Sukses tidaknya sebuah program pelatihan tidak menjadi komitmen dan tanggung jawab Unit Pusdiklat semata, melainkan juga seluruh pihak yang ada di PMI. Dan, komitmen dan tanggung jawab itu sudah dimulai sejak awal pelaksanaan standarisasi pelatihan.


Pelatihan Teknis

1. Pertolongan Pertama (Fist aid),

2. Perawatan Keluarga (Home Nursing),

3. Pelatihan Kesehatan Remaja,

4. Pelatihan Program Dukungan Psikososial (Psychosocial Support Programme),

5. Pelatihan CBFA,

6. Pelatihan Ambulans,

7. Pelatihan Air dan Sanitasi (Water and Sanitation),

8. Orientasi Kepalangmerahan,

9. Pelatihan Diseminator,

10. Pelatihan PERTAMA (ICBRR),

11. Pelatihan KBBM,

12. Pelatihan Logistik,

13. Pelatihan Tanggap Darurat,

14. Pelatihan Manajemen Bencana

DONOR DARAH

Salah satu kegiatan PMI yang paling dikenal masyarakat adalah donor darah. Menyumbangkan sebagian darah untuk kemudian disalurkan kepada yang membutuhkan menjadi suatu sumbangan berarti dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Tidak membutuhkan persyaratan sulit untuk menjadi calon donor.

Kriteria umum yang ditetapkan PMI adalah antara lain:

- calon donor harus berusia 17-60 tahun,

- berat badan minimal 45 kg

- tekanan darah 100-180 (sistole) dan 60-100 (diastole).

- Jika berminat, calon donor dapat mengambil dan menandatangani formulir pendaftaran; lalu menjalani pemeriksaan pendahuluan seperti kondisi berat badan, HB, golongan darah; serta dilanjutkan dengan pemeriksaan dokter.

- Jika lulus, barulah darah dan contoh darah diambil.

- Namun, harus diingat, demi menjaga kesehatan dan keamanan darah, individu yang antara lain memiliki kondisi seperti alkoholik, penyakit hepatitis, diabetes militus, epilepsi, atau kelompok masyarakat risiko tinggi mendapatkan AIDS serta mengalami sakit seperti demam atau influensa; baru saja dicabut giginya kurang dari tiga hari; pernah menerima transfusi kurang dari setahun; begitu juga untuk yang belum setahun menato, menindik, atau akupunktur; hamil; atau sedang menyusui untuk sementara waktu tidak dapat menjadi donor.

Tunggu apa lagi, ayo ikut jadi donor darah

Program Dukungan Psikososial (PSP)

Program Dukungan Psikososial (Psychosocial Support Prgramme/PSP) adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan psikososial individu maupun masyarakat agar tetap berfungsi optimal pada saat mengalami krisis dalam situasi bencana maupun kecelakaan. PSP diberikan kepada Kelompok masyarakat target Program dukungan psikososial PMI seperti anak-anak, remaja, dewasa dan lansia, penyandang cacat, pekerja kemanusiaan.

Manfaat Program Dukungan Psikososial
- Membantu individu untuk mengurangi beban emosinya.

- Mengembalikan fungsi sosial indvidu di dalam lingkungannya.

- Mengurangi risiko berkembangnya reaksi normal menjadi reaksi yang tidak normal.

- Meningkatkan kemampuan individu di dalam pemecahan masalah-masalah yang dihadapi pasca bencana.

- Membantu para pekerja kemanusiaan untuk mengatasi masalah psikologis yang muncul akibat dari situasi yang dihadapi.

Pelaksanaan Program Dukungan Psikososial PMI tidak dilaksanakan melalui pendekatan individual/konseling, tetapi melalui pendekatan berbasis masyarakat.

Air dan Sanitasi untuk Masyarakat Rentan

Sesuai dengan kebijakan Palang Merah indonesia 1999-2004 dan merujuk pada Stragegy IFRC 2010, bahwa program kesehatan PMI Membantu masyarakat kelompok rentan untuk mempromosikan kesehatan masyarakat melalui peningkatan kebersihan diri dan fasilitas air bersih dan sanitasi; menjadikannya sebagai program terpadu dengan pemberdayaan masyarakat di bidang pertolongan pertama, penanganan bencana, dan pengembangan program “watsan” untuk masyarakat kelompok rentan yang mengalami kesulitan akses air bersih dan masyarakat di tempat pengungsian karena bencana atau konflik.

Sejak tahun 1999 PMI telah berpengalaman mengembangkan program air dan sanitasi sebagai bagian dari program Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (PPBM). Pada tahun 2002, untuk mengoptimalisasi pemberdayaan masyarakat, PMI telah mengadopsi pendekatan Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST).


Pada tahun 2005, selama operasi tsunami, PMI mendapat kesempatan untuk mengoperasikan ERU WatSan dari berbagai perhimpunan nasional, seperti; PM Spanyol, PM Perancis, PM Jerman, PM Austria, dan PM Macedonia. Setelah operasi tsunami selesai, kebanyakan peralatan ERU WatSan tersebut diserahterimakan kepada PMI, Bahkan peran serta PMI di bidang air dan sanitasi bertambah. PMI melakukan restrukturisasi organisasinya pada bulan Maret 2006 dan Sub Divisi WatSan telah dibentuk.

Aksi nyata yang dilakukan, pada tahun 2001 PMI telah mengembangankan program PPBM-PHAST dimulai di Tarakan Kalimantan Timur untuk masayarakat pantai yang kesulitan air bersih dan sanitasi dengan hasil yang cukup memuaskan. Kesuksesan ini PMI melanjutkan dalam mengembangkan didaerah lainnya seperti ; Indaramayu, Singkawang, Muara Enim, Cirebon, Blora, Bantul, Bau-Bau, Gorontalo (kota & kabupaten), Boalemo, bandar lampung, bengkulu selatan, Ogan komering ilir, jambi, pekan baru, serang, cianjur, kota ambon, maluku tengah, NTT, sejumlah kabupaten di Aceh , dan sejumlah kabupaten di Sumut (pasca bencana gempa dan tsunami 2004).

Untuk yang sedang berjalan sampai tahun 2009, PMI sedang mengembangkan program di wilayah Jakarta Selatan, Pasuaruan, Paser (Kaltim), Pohuwato dan Bonebolango(Gorontalo, Bangka, Pangkal Pinang, Aceh Barat, Serang, dan Indramayu.

Keikutsertaan PMI Dalam Bidang HIV & AIDS

Palang Merah Indonesia atau PMI merupakan organisasi kemanusiaan lingkup nasional dengan 33 Cabang di Seluruh Indonesia.
Di akhir tahun 1994, PMI bergabung dengan Gugus Tugas HIV Palang Merah Bulan Sabit Merah Asia/ Asian Red Cross and Red Crescent HIV Task Force (ART) bersama dengan anggota Perhimpunan Nasional lain. Dalam ART, PMI memulai program Pendidikan Remaja Sebaya sebagai titik awal partisipasi dalam usaha mencegah penyebaran HIV antar kelompok-kelompok remaja. Sejak tahun 2000 PMI telah meluaskan program ke cabang-cabang yang dinilai memiliki kapasitas dan kemampuan untuk menerapkan program tersebut. Secara bertahap, PMI meningkatkan program intervensi HIV & AIDS sebagai tindak lanjut Deklarasi Jenewa (2001).

Kasus HIV & AIDS saat ini sudah menjadi pandemie di Indonesia. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1987, saat ini Indonesia sudah menjadi negara urutan ke 5 di Asia paling berisiko HIV & AIDS. Para pakar memperkirakan jumlah kasus HIV & AIDS sudah mencapai 130.000 orang, sehingga tidak bisa dihindari lagi bagi Indonesia untuk menerapkan kesepakatan tingkat Internasional yang diikuti kebijakan nasional.

Kebijakan PMI dalam Penanggulangan HIV & AIDS di Indonesia

Berpartisipasi aktif dalam penanggulangan HIV & AIDS melalui tiga pendekatan yakni pencegahan, perawatan & dukungan terhadap Odha, anti stigma & diskriminasi terhadap Odha, serta berupaya melibatkan Odha pada tiap tahapan kegiatan. Berupaya untuk mengembangkan jaringan kerja dengan instansi dan lembaga terkait yang juga terlibat dalam program penanggulangan HIV & AIDS, termasuk dengan jaringan Odha.

Jenis-Jenis kegiatan HIV sesuai dengan kebijakan PMI adalah sebagai Berikut :

Pencegahan


1). Pendidikan Sebaya dan Mobilisasi Masyarakat; 2).
Pendistribusian KIE untuk kelompok rentan sasaran program; 3). Rujukan untuk Konseling dan Tes Sukarela/ Volunteer Counselling and Testing (VCT); 4). Keterampilan personal, termasuk penggunaan kondom bagi meraka yang melakukan aktivitas bersiko penularan HIV dan IMS.

Perawatan dan Dukungan


1). Membantu memberikan rujukan untuk mendapatkan pengobatan, dukungan dan perawatan bagi Odha khususnya di rumah; 2). Membuat kelompok dukungan dan jejaring dalam masyarakat atau memperkuat kelompok yang sudah ada; 3). Mengembangkan kelompok dukungan masyarakat dan jejaring Odha dan kemitraan dengan organisasi Odha.

Anti stigma dan Diskriminasi terhadap Odha


1). Memastikan bahwa PMI memiliki kebijakan HIV lingkungan kerja dan program HIV untuk semua staf dan relawan; 2). Mengintegrasikan isu kesetaraan gender dan kekerasan seksual berbasis gender dalam program / kegiatan PMI; 3) Pendidikan sebaya, mobilisasi masyarakat dan KIE berbasis masyarakat.

Sejauh ini PMI telah banyak mendapatkan dukungan dari Palang Merah Belanda, Palang Merah Jepang dan Palang Merah Australia serta IFRC. Di samping itu, beberapa PMI Daerah/ Cabang juga menerima bantuan langsung dari lembaga donor lain seperti UNFPA, FHI/ASA dan Komisi AIDS Propinsi serta Pemerintah Daerah.

PALANG MERAH REMAJA (PMR)

PMR ; Relawan Masa Depan

Pembinaan PMR Pembinaan Palang Merah remaja Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut anggota PMR. Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR: (1) Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan. (2) Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan. (3) Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI. (4). Remaja adalah kader relawan. (5). Remaja calon pemimpin PMI masa depan.

Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan: (1) Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter. (2) Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya. (3). Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat. (4) Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya. (5) Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.

Perekrutan anggota PMR berdasarkan target usia: (1) 10 - 12 tahun (PMR Mula), (2) 12 - 15 tahun (PMR Madya), (3) 15 - 17 tahun (PMR Wira)

Pelatihan PMI diarahkan pada peran PMR sebagai peer educator, peer leadership, peer support dan peer educator, dengan menekankan pada perilaku hidup sehat dan pengurangan risiko sesuai prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Agar proses belajar dan kegiatan menjadi aktivitas kehidupan nyata yang dihayati dengan penuh kegembiraan membantu anggota PMR menikmati kegiatan dan membangun imajinasi tentang apa dan bagaimana seharusnya menjadi anggota PMR. (sumber : www.pmi.or.id)

PERDARAHAN

Pengertian Perdarahan
Sistem peredaran darah yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah dan darah. Dalam tubuh manusia darah relatif selalu berada dalam pembuluh darah kecuali pada saat masuk dalam jaringan untuk melakukan pertukaran bahan makanan dan oksigen dengan zat sisa pembakaran tubuh dan karbondioksida.

Jantung
Bagian sebelah kiri menerima darah yang kaya dengan oksigen setelah diproses dari paru – paru untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Bagian sebelah kanan menerima darah dari tubuh dan meneruskan ke paru – paru untuk kembali diperkaya dengan oksigen.

Arteri/Pembuluh Nadi
Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh tubuh. Darah yang keluar berwarna merah segar dan memancar

Vena/Pembuluh Balik
Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Darah yang keluar mengalir dan berwarna merah gelap

Kapiler/Pembuluh Rambut
Arteri akan terbagi – bagi menjadi pembuluh yang lebih kecil sehingga dapat mencapai hingga lebih dekat dengan kulit.
Darah yang keluar sangat sedikit dan kadang hanya berupa titik-titik perdarahan

Denyut
Dapat dirasakan dengan mudah pada daerah dimana Arteri/Pembuluh Nadi berada dekat dengan kulit.
Lokasi pengecekan denyut yang paling mudah:
1. Radialis : Berada di pergelangan tangan
2.
Carotis : Berada di leher
3. Femoralis : Berada di lipatan paha
4. Brachialis : Berada di Lengan atas
5. Dorsalis Pedis : Berada di Punggung kaki
6. Tibialis Posterior : Berada di Belakang mata kaki

Setiap kali jantung berdetak, anda dapat merasakan denyutnya pada sistem arteri.

Darah
Komposisi
Terdiri atas sel darah putih, sel darah merah, dan plasma darah.

Sumber Perdarahan
Perdarahan terjadi apabila darah keluar dari pembuluh darah oleh berbagai sebab seperti cedera atau penyakit.
Berdasarkan sumber perdarahan:
a. Perdarahan nadi
b. Perdarahan pembuluh balik
c. Perdarahan pembuluh rambut

Jenis Perdarahan
Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Perdarahan luar (terbuka), bila kulit juga cedera sehingga darah bisa keluar dari tubuh dan terlihat
ada di luar tubuh.
2. Perdarahan dalam (tertutup), jika kulit tidak rusak sehingga darah tidak bisa mengalir langsung
keluar tubuh.

Perdarahan yang harus segera ditangani adalah perdarahan yang dapat mengancam nyawa.

Perdarahan luar
Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang dibahas dalam topik ini maka penolong wajib mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang cukup banyak.

Perawatan untuk Perdarahan luar
a. Tekanan Langsung : Penekanan langsung pada bagian yang mengalami perdarahan dengan
atau tanpa pembalut.
b. Elevasi : Meninggikan daerah yang mengalami perdarahan / lebih tinggi dari jantung.
(dilakukan hanya untuk anggota gerak saja).
c. Titik Tekan : Pada titik nadi yang lebih dekat dari arah jantung.
d. Immobilisasi : Mengistirahatkan anggota tubuh yang mengalami perdarahan.
e. Kompres dingin : Untuk menghentikan perdarahan dan mengurangi rasa sakit.

Menggunakan Torniket (Sangat tidak dianjurkan)
Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat darurat dimana tidak ada cara lain utnuk menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan sedekat mungkin dengan titik perdarahan.

Perdarahan dalam
Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita. Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam.

Gejala dan Tanda
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah sbb.:
a. Batuk darah berwarna merah muda
b. Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi)
c. Terdapat memar
d. Bagian Abdomen terasa lunak

Perawatan untuk Perdarahan dalam
Ingatlah untuk menggunakan standard universal, amankan lokasi kejadian dan hubungi tenaga terlatih.
a. Jaga jalan napas tetap terbuka dan berikan oksigen sesuai peraturan
b. Pertahankan panas tubuh penderita, tapi jangan sampai kepanasan
c. Atasi Syok
d. Pindahkan penderita secepatnya

Laporkan kemungkinan adanya perdarahan dalam kepada tenaga terlatih segera setelah mereka tiba di lokasi.

Bahaya lain pada perdarahan adalah kemungkinan terjadinya penularan penyakit. Banyak kuman penyakit bertahan hidup di dalam darah manusia, sehingga bila darah korban ini bisa masuk kedalam tubuh penolong maka ada kemungkinan penolong dapat tertular penyakit.

Perdarahan dalam harus dicurigai pada beberapa keadaan seperti :
1. Riwayat benturan benda tumpul yang kuat
2. Memar
3. Batuk darah
4. Muntah darah
5. Buang air besar atau air kecil berdarah
6. Luka tusuk
7. Patah tulang tertutup
8. Nyeri tekan, kaku atau kejang dinding perut

Perawatan Perdarahan

1. Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan :
a. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban.
b. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan
c. Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
d. Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh korban.

2. Pada perdarahan besar:
a. Jangan buang waktu mencari penutup luka
b. Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) atau dengan bahan lain.
c. Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut lebih tinggi dari jantung (hanya pada alat
gerak), bila masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada titik-titik tekan.
d. Pertahankan dan tekan cukup kuat.
e. Pasang pembalutan penekan

3. Pada perdarahan ringan atau terkendali :
a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
b. Tekan sampai perdarahan terkendali
c. Pertahankan penutup luka dan balut
d. Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama

4. Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam
a. Baringkan dan istirahatkan penderita
b. Buka jalan napas dan pertahankan
c. Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
d. Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga akan menjadi syok
e. Jangan beri makan dan minum
f. Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
g. Rujuk ke fasilitas kesehatan

Penanganan perdarahan berarti mengendalikan perdarahan, bukan berarti menghentikan perdarahan

Syok
Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke alat tubuh yang penting (terutama otak, jantung dan paru-paru).

Penyebab
1. Kegagalan jantung memompa darah
2. Kehilangan darah dalam jumlah besar
3. Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan
baik
4.
Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare.

Gejala dan tanda syok
1. Nadi cepat dan lemah
2. Napas cepat dan dangkal
3. Kulit pucat,dingin dan lembab
4. Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga
5. Haus
6. Mual dan muntah
7. Lemah dan pusing
8. Merasa seperti mau kiamat, gelisah

Penanganan syok
1. Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
2. Tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm bila tidak ada kecurigaan patah tulang belakang
atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau tandu maka angkat bagian kaki.
3. Pakaian penderita dilonggarkan
4. Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri selimut penutup
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan napas dan pernapasan baik.
7. Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
8. Jangan beri makan dan minum.
9. Periksa berkala tanda vital secara berkala
10.Rujuk ke fasilitas kesehatan

Cara Menghilangkan Mimisan

Hidung adalah daerah yang memiliki paling banyak pembuluh darah di tubuh. Ini berarti bahwa jalur hidung dipadati oleh dengan pembuluh darah dan pembuluh darah halus, kebanyakan berada dibalik lapisan tipis cupinghidung, menunggu kondisi yang tepat - udara yang sangat kering, jari yang gatal, kotoran atau debu - sampai darah mulai mengalir keluar.
 
Inilah cara menghentikannya:
-         Tutup hidung anda dan buka mulut
-         Duduk, miringkan kepala anda sedikit ke depan, dan cubitlah bagian lunak hidung dibawah tulang jembatannya. 
-         Pada waktu yang sama, bukalah mulutanda untuk bernafas. 
-         Memajukan kepala anda menghalangi darah mengalirkembali ke belakang kerongkongan, yang bisa menyebabkan anda batuk tersedak, atau memuntahkan darah. kemiringan sedikit saja sudah cukup,  karena terlalu banyak akan memberikan tekanan yang terlalu besar pada kepala dan hidung. Dengan posisi demikian, anda juga bisa melihat berapabanyak darah yang terbuang. Ini juga adalah sebab bahwa pendapat lama yang mengatakan cara terbaik adalah dengan berbaring tidak benar, karena dengan  tidak ada darah yang keluar artinya sudah berhenti. 
-         Jika pendarahan tidak  berhenti setelah 20 menit, tekanlah sekitar 20 menit lagi. 
-         Jika masih belum berhenti, pergilah ke dokter. 
 
 
Dinginkan hidung anda : 
-         Jika darah di hidung anda sulit berhenti, es bisa menghentikan aliran darah lebih cepat. 
-         Ada beberapa cara untuk mencoba pendekatan dingin. Penelitian menunjukkan bahwa menghisap es bisa mengecilkan pembuluh darah. 
-         Bisa juga menggunakan kompres es yang dibungkus dengan handuk atau kain lap dan diletakkan diantara kening dan jembatan hidung. 
-         Sekotak kacang beku yang dibungkus juga bisa sama efektifnya (biji jagung beku di dalam  kantung plastik juga bisa di bungkus dalam handuk tipis dan digunakan selayaknya es juga dapat digunakan). 
-         Walau pendarahan sudah berhenti, kompres dingin ini bisa membantu mengecilkan pembuluh darah.
 
Semprot pendarahannya :
-         Obat semprot hidung bisa membantu menghentikan pendarahan hidung.
-         Semprotkan obat ke hidung tiap 10 - 15 menit selama 1 jam untuk menghambat pembuluh darah. 
-         Jika pendarahan belum berhenti pada saat itu, hentikan penggunaan obat semprot dan pergilah ke dokter. 
 
Tenangkan anak yang menderita. Menangis dan menghembus hanya akan memperpanjang masa pendarahan. 
 
Biarkan hidung anda
Tahan keinginan untuk menghembus melalui hidung anda, batuk, atau bersin  setelah perdarahannya selesai, karena anda bisa membuka kembali luka dan pendarahan dimulai kembali. Juga tidak disarankan untuk menunduk sementara  waktu, karena akan menciptakan tekanan di saluran hidung. Jika anda harus  menghembus, lakukan dengan lembut.
 
Lembabkan 
Kekeringan, terutama yang disebabkan oleh pemanasan udara di musim dingin, merupakan salah satu sebab utama hidung berdarah. Mereka yang berusia> lanjut lebih mudah terkena, karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah daripada diluar. Untuk melembabkan hidung, gunakan jelly berbasis minyak atau air di ujung bagian depan hidung. Semprotan saline yang dijual bebas mungkin bisa menolong. Anda juga bisa menggunakan cara  tradisional: taruhlah sepanci air diatas penghangat ruangan. Anda juga bisa menguapkan kamar mandi pada waktu mandi di pancuran untuk mendapatkan tingkat kelembaban yang tinggi dengan cepat.
 
Hindari aspirin
Aspirin bersifat tidak membekukan darah, atau biasa disebut 'pengencer darah', yang bisa mempengaruhi hidung yang sensitif dan menyebabkannya berdarah. Obat anti beku darah yang diresepkan, biasanya diberikan pada  kasus penggumpalan darah, bisa memiliki efek yang sama. Tetapi jika anda  sedang dalam pengobatan obat itu, jangan menghentikannya sendiri sebelum meminta pendapat dokter.
 
Minumlah cukup vitamin C dan seng
Vitamin C, komponen pembuat kolagen, dan seng, berguna dalam penggunaan protein, keduanya penting dalam perawatan jaringan tubuh, termasuk pembuluh darah. Makanlah makanan yang beragam untuk mendapatkan zat-zat ini. Sumber vitamin C termasuk buah-buahan yang asam dan sayur mayur, termasuk kentang. Sumber seng antara lain daging sapi, hati, ikan,  tepung-tepungan, beras merah, dan pop-corn.
 
 Periksa zat besi
 Bila anda mudah terkena hidung berdarah, anda bisa mencoba meningkatkan zat besi anda. Temui terlebih dahulu dokter anda untuk analisa darah dan  penghitungan sel darah. makanan yang kaya akan besi antara lain hati, daging merah tanpa lemak, daging ayam, bayam, dan kacang-kacangan. 
 
Kendalikan tekanan darah tinggi
Mereka yang menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa juga  menderita arteriosklerosis, atau pengerasan pembuluh darah, yang bisa membuat pembuluh darah kaku dan keras. Para ahli percaya bahwa pembuluh  seperti itu di hidung membuatnya lebih mudah berdarah. Jika anda sering  terserang hidung berdarah tanpa alasan, dan keluarga anda ada yang menderita hipertensi, temui dokter anda. Hanya dokter anda yang bisa memeriksa tekanan darah tinggi dan menyarankan tindakan yang perlu diambil.
 
Jangan merokok
Merokok bisa mengiritasi dan mengeringkan saluran hidung anda, dan juga  merupakan faktor pemicu hipertensi.
 
Pertimbangkan hormon anda
 Estrogen, terutama pada wanita, berperan dalam pembuatan lendir hidung. Tingkat estrogen pada wanita meningkat dan menurun sesuai siklus menstruasi tapi hilang pada mereka yang sudah tidak bermenstruasi. Sejalan  dengan berjalannya umur, membran mukus mulai menipis pada pria dan wanita.  Penipisan ini membuat pendarahan lebih mudah terjadi. Para wanita bisa mencoba pengobatan penggantian estrogen. Menjaga agar saluran hidung tetap basah juga bisa mengurangi kemungkinan terjadinya pendarahan hidung.
 
Hentikan mengorek
Jika anda tidak bisa menghentikan anak anda dari kegiatannya mengorek hidung, anda bisa mencoba menempelkan selapis perban di depan hidung. Anak tetap bisa bernafas tapi tidak bisa menggunakan jarinya untuk mengorek.
 
Ajari anak anda untuk menggunakan kertas tisu
Anak-anak mengikuti tindakan orang tua mereka, jadi tunjukkan bagaimana menggunakan kertas tisu untuk mencegah mengorek hidung, dan bisa menghindari terjadinya hidung berdarah.